Ditulis oleh: Juznia Andriani
Alhamdulillah, Adi dapat menjalankan puasa dan Tarawih sampai di pertengahan Ramadan. Setiap hari Adi berjemaah Tarawih di masjid dekat rumah. Salat Tarawih dilakukan dengan mengutamakan protokol kesehatan. Adi dan Ayah selalu berwudu di rumah dan membawa perlengkapan salat sendiri.
Selesai Tarawih, ada pengumuman dari takmir masjid. Besok ada rapat di masjid untuk persiapan iktikaf.
“Ayah, iktikaf itu apa?” tanya Adi penasaran.
“Iktikaf itu adalah berdiam diri di masjid disertai dengan niat untuk beribadah kepada Allah. Di bulan Ramadan, iktikaf dianjurkan terutama di sepuluh malam terakhir,” terang Ayah.
“Selama berdiam diri di masjid apa yang dilakukan?” tanya Adi lagi.
“Selama iktikaf, perbanyak salat sunah, berzikir, berselawat, dan berdoa serta membaca Al-Qur’an. Banyak mohon ampun kepada Allah dan semoga dapat Lailatulqadar,” kata Ayah.
“Terus tadi ada rapat buat apa Ayah?” tanya Adi.
“Takmir masjid ingin melayani muslim beriktikaf dengan baik. Rapatnya membahas tentang sarana iktikaf, misalnya karpet untuk salat dan tidur. Menyusun jadwal untuk petugas dan penyiapan makanan serta minuman selama iktikaf dan sahur. Kita juga mengundang Ustaz untuk tausiah sebelum iktikaf,” jelas Ayah. Adi tertarik dengan penjelasan Ayah.
“Kalau nanti aku ikut iktikaf, boleh enggak Ayah?”
pinta Adi.
“Boleh saja. Nanti, Adi ikut Ayah iktikaf. Kita makmurka masjid dengan syiar keagamaan,” ucap Ayah. ***